Oktober 20, 2009

IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit)

Adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.

Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari satuan-satuan komponen(individual) yang dihubungkan satu sama lainnya menggunakan kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta tidak praktis.

Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat dengan semakin lengkapnya jenis-jenis IC yang disediakan untuk rangkaian Linear dan Digital, sehingga produk peralatan elektronik makin tahun makin tampak kecil dan canggih.




Sejarah IC


IC ditemulan pada tahun 1958 oleh seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja pada Texas Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep menggabungkan seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan semikonduktor. Penemuan itu kemudian dinamakan IC (Integrated Circuit) atau yang kemudian lazim disebut chip. Beberapa saat setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild Semiconductor Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat yang berbeda.

Semenjak itu banyak riset yang dilakukan untuk mengembangkan IC (integrated circuit) atau Chip hingga saat ini. Seorang pendiri Intel, Gorden Moore, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa jumlah transistor yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali. Kecenderungan peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan diperkirakan akan terus berlanjut.

Hal ini dapat dilihat pada perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di pasaran pada tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri lebih dari 42 juta transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah chip yang terdiri dari 3 milyar transistor pada tahun 2008.

IC sendiri dipergunakan untuk bermacam-macam piranti, termasuk televisi, telepon seluler, komputer, mesin-mesin industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video. IC sering dikelompokkan berdasar jumlah transistor yang dikandungnya:


Keunggulan IC(Advantages)

IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang industri Dirgantara, dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas dan kecil sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat ruang angkasa lainnya. Desain komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah, sehingga banyaknya komponen dapat dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat diperkecil. Contoh lain misalnya IC digunakan di dalam mesin penghitung elektronik(kalkulator), juga telepon seluler(ponsel) yang bentuknya relatif kecil.
Di era teknologi canggih saat ini, peralatan elektronik dituntut agar mempunyai ukuran dan beratnya seringan dan sekecil mungkin, dan hal itu dapat dimungkinkan dengan penggunaannya IC.
Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu bila dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak menggunakan komponen, IC dengan sirkit yang relatif kecil hanya mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).


Kelemahan-kelemahan IC(Disanvantages)

Pada uraian sebelumnya nampak seolah-olah IC begitu sempurna dibanding komponen elektronik konvensional, padalah tak ada sesuatu komponen yang tidak memiliki kelemahan.
Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi kelebihan arus listrik yang besar, dimana arus listrik berlebihan dapat menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga komponen yang kecil seperti IC akan mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan.
Demikian pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar dapat merusak lapisan isolator antar komponen di dalam IC
Contoh kerusakan misalnya, terjadi hubungan singkat antara komponen satu dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat rusak dan menjadi tidak berguna.



Kemasan IC (Packages)

Ditinjau dari teknik pembuatan dan bahan baku yang digunakan, terdapat4 (empat) jenis IC, yaitu : Jenis Monolithic, Thin film, dan Hybrid. Khusus untuk jenis hybrid, yang merupakan gabungan dari thin-film, monolithic dan thick-film.
Terlepas dari teknik pembuatan dan bahan yang digunakan, keempat jenis IC tersebut dibalut dalam kemasan(packages) tertentu agar dapat terlindungi dari gangguan luar ,seperti terhadap kelembaban, debu,dan kontaminasi zat lainnya.
Kemasan IC dibuat dari bahan ceramic dan plastik, serta didesain untuk mudah dalam pemasangan dan penyambungannya.
Ada berbagai jenis kemasan IC dan yang paling populer dan umum digunakan, antara lain :

-DIP(Duel in- line Packages) -SIP(Single in-line Packages)
-QIP(Quad in-line Packages)
-SOP(Small Outline Packages)
-Flat Packs
-TO-5, TO-72,TO-202 dan TO-220 style Packages



TTL(Transistor transistor Logic)

IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang dipergunakan untuk peralatan komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik. IC digital bekerja dengan dasar pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar 2) yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on) dan 0(off).

Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor.


Transistor Logic

Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoder, Encoder, Multiflexer dan Memory sehingga pin (kaki) IC jumlahnya banyak dan bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40.

Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya.

IC TTL dapat bekerja dengan diberi tegangan 5 Volt.





IC- CMOS

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi rangkaian yang merupakan gabungan dari beberap komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan fungsi logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders, Encoders, Multiflexer dan Memory.

Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya.

IC C-MOS dapat bekerja dengan tegangan 12 Volt.




IC Linear (Linear IC’s)

Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital beroperasi dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan berfungsi sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan sebagai penguat tegangan.

Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, diman kerja rangkaiannya akan bersifat proporsional atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan inputnya. Salah satu contoh IC linear adalah jenis Op-Amp.



  • IC sendiri dipergunakan untuk bermacam-macam piranti, termasuk televisi, telepon seluler, komputer, mesin-mesin industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video. IC sering dikelompokkan berdasar jumlah transistor yang dikandungnya:


* SSI (small-scale integration) : chip dengan maksimum 100 komponen elektronik.
* MSI (medium-scale integration) : chip dengan 100 sampai 3.000 komponen elektronik.
* LSI (large-scale integration) : chip dengan 3.000 sampai 100.000 komponen elektronik.
* VLSI (very large-scale integration) : chip dengan 100.000 sampai 1.000.000 komponen elektronik.
* ULSI (ultra large-scale integration) : chip dengan lebih dari 1 juta komponen elektronik.

Link terkait: www.e-dukasi.net

Februari 07, 2009

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009

Am C
A blinding flash of white light
G Am
Lit up the sky over Gaza tonight
Am C
People running for cover
G Am
Not knowing whether they’re dead or alive

Dm Am
They came with their tanks and their planes
Dm Am
With ravaging fiery flames
Dm F
And nothing remains
C G
Just a voice rising up in the smoky haze

F C
We will not go down
Am G
In the night, without a fight
F C
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Am G
But our spirit will never die
Am G
We will not go down
Am
In Gaza tonight

Am C
Women and children alike
G Am
Murdered and massacred night after night
Am C
While the so-called leaders of countries afar
G Am
Debated on who’s wrong or right

Dm Am
But their powerless words were in vain
Dm Am
And the bombs fell down like acid rain
G Am
But through the tears and the blood and the pain
C Em
You can still hear that voice through the smoky haze

F C
We will not go down
Am G
In the night, without a fight
F C
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Am G
But our spirit will never die
Am G
We will not go down
Am
In Gaza tonight

============ ========= ====

Terjemahannya …

Cahaya putih yang membutakan mata
Menyala terang di langit Gaza malam ini
Orang-orang berlarian untuk berlindung
Tanpa tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati

Mereka datang dengan tank dan pesawat
Dengan berkobaran api yang merusak
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara yang terdengar di tengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yg salah & benar

Tapi kata-kata mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom-bom pun berjatuhan seperti hujam asam
Tapi melalui tetes air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini


"Jeritan Hati untuk Gaza, lirik lagu We Will NOT Go DOWN"

Januari 03, 2009


INISIASI III


AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan. Perusahaan dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor, dan sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan.

Karakteristik Perusahaan Dagang adalah :

  1. Adanya kegiatan membeli barang dagang untuk dijual kembali tanpa merubah bentuk.

  2. Adanya peristiwa penjualan dimana terjadi penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut HPP.

  3. Adanya keuntungan / laba dari kegiatan menjual barang tersebut yaitu dari penjualan bersih dikurangi dengan HPP & biaya usaha.

  4. Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening pendapatan.

  5. Barang yang dibeli dapat dikembalikan jika tidak sesuai dengan pesanan/mungkin karena rusak & sebaliknya jika melakukan penjualan.

Siklus akuntansi Perusahaan Dagang diawali dengan pencatatan transaksi ke dalam jurnal, kemudian dipindahkan kedalam buku besar (posting) & dihitung saldonya lalu susun daftar saldo & pada akhir periode susun neraca lajur dengan jurnal penyesuaian sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang Dagang. Disamping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang disamping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount).

Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba rugi perusahaan dagang juga bebeda dengan laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah laba kotor penjualan.


Menjurnal penjualan dan pembelian barang dagang

Penjualan barang dagang secara tunai atau kredit dicatat dengan mengkredit Penjualan. Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi 2 (dua) peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena sifatnya sebagai biaya.

Metode atau cara pencatatan untuk barang dagang akibat dari pembelian atau penjualan, ada 2 cara yaitu :

  1. Metode Phisyik (Berkala/Periodik) yaitu metode apabila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat secara kontinu dan baru akan dicatat pada akhir episode sebagai penyesuaian.

Pada saat terjadi pembelian tidak menambah persediaan, tetapi dianggap sebagai pengeluaran beban untuk mendapatkan barang tersebut. Dalam metode fisik dicatat sebagai berikut :


Pembelian Rp. xxxx

Kas / Utang Dagang Rp. xxxx

(Kas = untuk pembelian tunai dan Utang Dagang = untuk pembelian secara kredit)


Pada saat terjadi penjualan, penjualan tersebut tidak mengurangi persediaan tetapi dianggap sebagai penerimaan pendapatan dari hasil penjualan yang dicatat sebagai berikut :


Kas / Piutang Dagang Rp. xxxx

Penjualan Rp. xxxx


(Kas = untuk penjualan tunai, dan Piutang Dagang = untuk penjualan secara kredit)


  1. Metode Perpetual yaitu metode yang mencatat persediaan secara terus menerus setiap kali terjadi perubahan baik pembelian atau penjualan dan kemungkinan adanya pengembalian barang atau retur pembelian atau penjualan barang.

Pencatatan saat terjadinya pembelian barang dagang pada metode ini adalah :


Persediaan Rp. xxxx

Kas / Utang Dagang Rp. xxxx

(Kas = untuk pembelian tunai dan Utang Dagang = untuk pembelian secara kredit)


Pencatatan saat terjadi penjualan adalah :

Kas / Piutang Usaha Rp. xxxx

Penjualan Rp. xxxx

Harga Pokok Penjualan Rp. xxxx

Persediaan Rp. xxxx

(Kas = untuk penjualan tunai dan Piutang Dagang = untuk penjualan kredit)

Persyaratan Jual Beli

  1. Syarat Penyerahan

Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan pemilikan (hak) atas barang dagang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli, dan menentukan pihak mana, penjual atau pembeli yang harus menanggung biaya transportasi (ongkos angkut).

Syarat penjualan dalam pengiriman barang dagang dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

  1. FOB tempat pengiriman (FOB Shipping Point) adalah hak milik atas barang dagang bisa beralih kepada pembeli pada saat penjual menyerahkan barang tersebut ke perusahaan pengangkut. Pembeli menanggung biaya transportasi pengiriman barang dagang.

  2. FOB tempat tujuan (FOBDestination) adalah hak milik atas barang dagang bisa beralih ke pembeli menerima barang dagang tersebut, ini berarti penjual menyerahkan barang dagang tersebut ke tempat tujuan pembeli tanpa dibebani ongkos angkut kepada pembeli dan penjual membayar ongkos angkut sampai ke tempat tujuan terakhir.

  1. Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran adalah perjanjian yang menetapkan cara pembayaran atas barang yang diperjual belikan yang mungkin berupa trade discount ataupun cash discount.

  1. Trade discount atau rabat adalah potongan yang diberikan karena membeli barang dalam partai besar, biasanya dinyatakan dengan persen. Harga yang diperhitungkan pada pembeli ialah harga menurut daftar (list price) dikurangi rabat (trade discount) yang disebut harga kontrak (contract price).





  1. Cash Discount adalah potongan tunai yang diperoleh pembeli apabila membayar dalam batas waktu yang ditentukan yang diberikan oleh penjual. Maksud diberikan potongan tunai kepada pembeli adalah agar pembeli terdorong untuk membayar lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Macam-macam syarat pembayaran adalah sebagai berikut :

  1. 2/10, n/30

artinya pembelian akan memperoleh potongan 2 % apabila bisa membayar dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur dan netto harus dibayar paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur.

  1. E.O.M (end of math)

Artinya pembayaran paling lambat tanggal akhir bulan dari hari pembelian barang.

  1. n/10. EOM

artinya pembayaran paling lambat 10 hari sesudah akhir bulan pembelian barang.

  1. 2/10 1/5 n/60

artinya pembelian akan memperoleh potongan 2 % apabila bisa membayar dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur dan hanya akan memperoleh potongan 1 % membayar setelah 10 hari dari tanggal faktur tetapi tidak lebih dari 15 hari dan netto harus dibayar paling lambat 60 hari setelah tanggal faktur.


Untuk lebih jelas kita simak contoh soal berikut :

  1. PT Marina menjual barang dagangnya kepada PT Shanty dengan harga menurut daftar (list price) Rp. 5.500.000,00 dengan trade discount 8%, 6%, 4%. Hitunglah berapa harga jualnya ?


Penyelesaian :

List Price Rp. 5.500.000,00

Rabat 8% x Rp. 5.500.000 Rp. 440.000,00

Rp. 5.060.000,00

6% x Rp. 5.060.000 Rp. 303.600,00

Rp. 4.756.400,00

4% x Rp. 4.756.400 Rp. 190.256,00

Harga Jual / Contract Price Rp. 4.566.144,00


  1. Pada tanggal 2 November 2002 PT Karunika menjual barang seharga Rp. 3.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10 n/30, berapakah cash discount yang diberikan ?


Penyelesaian :

Dengan syarat tersebut berarti PT Karunika memberi potongan atau discount sebesar Rp. 60.000 (2% x Rp. 3.000.000) kepada pembeli apabila dilunasi paling lambat tanggal 12 November 2002. Dan apabila lewat dari tanggal tersebut pembeli tidak memperoleh potongan tunai dan harus membayar penuh sebesar Rp. 3.000.000 dan paling lambat tanggal 2 Desember 2002.





Transaksi – transaksi pokok dalam perusahaan dagang dianalisa dalam jurnal umum sebagai berikut :



Transaksi

Jurnal Umum

Pembelian

Pembelian barang secara tunai atau kredit

(D) Pembelian

(K) Kas / Utang Dagang


Retur pembelian dan pengurangan harga

(D) Utang Dagang

(K) Retur pembelian & pengurangan harga


Potongan pembelian (membayar utang dagang dengan memperoleh potongan)

(D) Utang Dagang

(K) Potongan Pembelian

(K) Kas

Penjualan

Penjualan barang dagang secara tunai

(D) Kas / Piutang Dagang

(K) Penjualan


Retur penjualan dan pengurangan harga

(D) Retur pembelian & pengurangan harga

(K) Piutang Dagang


Potongan penjualan (menerima piutang dagang dengan memberi potongan)

(D) Kas

(D) Potongan Penjualan

(K) Piutang Dagang

Biaya Angkut

Biaya angkut pembelian (membayar beban angkut barang yang dibeli)

(D) Beban angkut pembelian

(K) Kas


Biaya angkut penjualan (adalah semua pengeluaran biaya untuk mengirim barang sampai ke gedung pembeli)

(D) Beban angkut penjualan

(K) Kas



Ilustrasi Akuntansi untuk Transaksi Barang Dagang

Dalam ilustrasi berikut akan terlihat bagaimana transaksi yang sama akan dicatat baik oleh penjual atau pembeli. Penjual adalah PT Tirta Marta dan Pembelinya PT. Indonusa

Transaksi

PT. Tirta Marta (Penjual)

PT. Indonusa (Pembeli)

1 Mei

PT Tirta Marta menjual barang dagang secara kredit kepada PT Indonusa sebesar Rp.750.000, dengan syarat FOB Shipping Point, n/45. Harga pokok penjualan sebesar Rp. 450.000


Piutang Usaha-PT Indo 750.000

Penjualan 750.000


Harga Pokok Penjualan 450.000

Persediaan Brg Dagang 450.000


Persediaan Brg Dagang 750.000

Utang Usaha-PT Tirta Marta 750.000

2 Mei

PT Indo membayar beban transportasi sebesar Rp.15.000 atas pembelian tgl 1 Mei dari PT Tirta Marta.


Tidak Dijurnal


Persediaan Barang dagang 15.000

Kas 15.000

5 Mei

PT Tirta Marta menjual brg dagang secara kredit kepada PT Indonusa sebesar Rp.500.000, syarat FOB destination, n/30. Harga Pokok Penjualan tsb sebesar Rp.350.000


Piutang Usaha-PT Indo 500.000

Penjualan 500.000


Harga Pokok Penjualan 350.000

Persedian Brg Dagang 350.000


Persediaan Brg Dagang 500.000

Utang Usaha-PT Tirta Marta 500.000

7 Mei

PT Tirta Marta membayar biaya transportasi sebesar Rp.25.000 untuk brg dagang yang dijual kepada PT Indo pada tgl 5 Mei


Beban Pengiriman 25.000

Kas 25.000


Tidak Dijurnal

JURNAL KHUSUS


Pada umumnya di dalam perusahaan terjadi transaksi rutin dan frekuensinya terjadi sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi rutin menjadi tidak tepat dan praktis lagi terutama dalam hal posting dari jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang.

Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut buku besar pembantu, sedangkan buku besar yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar umum.


Ada beberapa jenis jurnal sebagai berikut :

  1. Jurnal pembelian, adalah jurnal untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang atau aktiva lain yang dilakukan secara kredit

  2. Jurnal pengeluaran kas, adalah jurnal untuk mencatat semua transaksi tentang pengeluaran kas (uang tunai), transaksi pengeluaran uang tersebut antara lain pembelian barang dagang atau aktiva lain secara tunai, pembayaran beban-beban, pembayaran / pelunasan hutang dagang dan pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi.

  3. Jurnal Penjualan, adalah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan barang dagang yang dilakukan secara kredit.

  4. Jurnal Penerimaan kas, adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi tentang penerimaan uang.

  5. Jurnal Memorial / Umum, adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat pada keempat jurnal khusus diatas. Transaksi-transaksi tersebut adalah : retur pembelian dan penjualan, pengambilan barang untuk keperluan prive, penarikan wesel dan lain-lain.



REFERENSI :

Horngren, Charles.T. and Walter T. Harrison.Jr (1997), Akuntansi di Indonesia. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Sunyanto. Drs (1999). Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Essa Group, Jakarta.

Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing dan Akuntansi, Yogyakarta.

Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S, Reeve.James M and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth Edition, Erlangga, Jakarta.

SIKLUS AKUNTANSI

Inisiasi II


SIKLUS AKUNTANSI

Siklus akuntansi bergerak melalui suatu aktivitas keuangan yang biasanya selama 1 (satu) tahun, akuntan mencatat segala aktivitas operasi atau transaksi yang terjadi pada usaha tersebut. Kemudian akuntan menyiapkan akun-akun untuk mencatat aktivitas operasi pada siklus berikutnya.

Langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi diperlihatkan sebagai berikut :

  1. Transaksi dicatat pada buku jurnal

  2. Transaksi diposkan ke buku besar

  3. Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian dikumpulkan dan neraca lajur diselesaikan.

  4. Laporan Keuangan disiapkan

  5. Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar

  6. Ayat jurnal penutup dibukukan dan diposkan ke buku besar

  7. Neraca saldo setelah penutupan disiapkan.


Pencatatan Transaksi


Setiap transaksi dapat dicatat dengan melalui persamaan akuntansi dasar yaitu Aktiva = Utang + Ekuitas dan transaksi perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas berikut ini adalah contoh transaksi dan pencatatannya ke dalam jurnal.

Contoh :

Pak Edwin mendirikan perusahaan jasa fotocopy, pada tanggal 1 Januari 2004 Pak Edwin menyetor uang tunai sebesar Rp. 20.000.000,- kemudian dibeli peralatan fotocopy berupa mesin foto copy sebesar Rp. 10.000.000,- dan perlengkapannya seharga Rp. 5.000.000,-


Pencatatan Jurnal :

1 Jan 2004 Kas Rp. 20.000.000

Perlengkapan Foto copy Rp. 5.000.000

Mesin Foto Copy Rp. 10.000.000

Modal Pak Edwin Rp. 35.000.000


Proses Posting


Setelah transaksi dicatat dalam buku jurnal, proses selanjutnya adalah posting ke buku besar. Langkah-langkah yang harus dilakukan :

  1. Mencatat tanggal transaksi

  2. Menuliskan keterangan singkat mengenai transaksi

  3. Mencatat jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debet dan kredit.

Buku besar merupakan kumpulan perkiraan-perkiraan, sedangkan bentuk perkiraan yang biasa digunakan oleh perusahaan terdiri dari 4 jenis, yaitu :

  • Bentuk T

  • Bentuk 2 (dua) kolom

  • Bentuk 3 (tiga) kolom / Bentuk saldo tunggal

  • Bentuk 4 (empat) kolom / Bentuk saldo rangkap


Contoh berikut adalah dengan menggunakan bentuk 4 (empat) kolom:


KAS

Tanggal

Keterangan

Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit

1 Jan 2003

Setoran Modal

20.000.000

-

20.000.000

-


PERLENGKAPAN

Tanggal

Keterangan

Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit

1 Jan 2003

Investasi Pemilik

5.000.000

-

5.000.000

-


MESIN FOTO COPY

Tanggal

Keterangan

Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit

1 Jan 2003

Investasi Pemilik

10.000.000

-

10.000.000

-


MODAL EDWIN

Tanggal

Keterangan

Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit

1 Jan 2003

Investasi

-

35.000.000

-

35.000.000





Menyusun Neraca Saldo


Neraca saldo adalah daftar saldo-saldo yang diambil dari masing-masing perkiraan pada buku besar untuk memeriksa kebenaran atau keseimbangan antara jurnal saldo debet dan saldo kredit dari masing-masing perkiraan.

Langkah-langkah menyusun neraca saldo antara lain :

Buatlah kolom neraca saldo yang terdiri dari 4 (empat) kolom. Tulis judul neraca saldo tersebut dengan nama perusahaan dan periode penyusunan neraca saldo tersebut.


USAHA FOTO COPY EDWIN

NERACA SALDO

Per 31 Januari 2003

No
Nama Perkiraan
Debet
Kredit






Tulislah nama-nama perkiraan sesuai dengan nomor kode perkiraan (bila ada) masing-masing mulai dari Harta, Utang, Modal, Pendapatan sampai pada beban, dan setelah itu pindahkan angka-angka saldonya dari setiap perkiraan buku besar ke kolom debet atau kredit dalam neraca saldo.

Jumlah kolom debet dan kredit dari neraca saldo tersebut harus seimbang.

Menyusun Neraca Lajur

Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja (working paper) yang digunakan akuntan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan laporan keuangan pada akhir peiode akuntansi. Fungsi dari penyusunan neraca lajur adalah sebagai:

  1. alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan

  2. alat pengawasan bila terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada jurnal penyesuaian

  3. alat untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang telah dilakukan


Ada beberapa bentuk Neraca Lajur, namun yang sering digunakan adalah bentuk 10 kolom yaitu sebagai berikut :


No

Akun

Nama

Perkiraan

Neraca Saldo

Ayat Jurnal Penyesuaian

Neraca Saldo disesuaikan

Rugi / Laba

Neraca

D

K

D

K

D

K

D

K

D

K

















Cara penyusunan Neraca Lajur :

  1. Buatlah neraca lajur dengan bentuk 10 kolom (seperti contoh diatas), lalu dituliskan judul laporan yang terdiri dari :

  • Nama Perusahaan

  • Kata “Neraca Lajur”

  • Periode penyusunan

  1. Memindahkan perkiraan-perkiraan buku besar sesuai dengan nomor perkiraan berikut saldonya pada kolom “Neraca Saldo” dan perhatikan keseimbangan antara sisi Debet dan Kredit.

  2. Buatlah ayat jurnal penyesuaian dan pindahkan ke dalam kolom penyesuaian atau AJP pada sisi Debet dan sisi Kredit.

  3. Setelah kolom penyesuaian terisi semua, maka kemudian diisi kolom “Neraca Saldo Disesuaikan” dengan cara sebagai berikut :

  1. Perkiraan/akun yang tidak ada penyesuaiannya, maka saldo sisi debet pada neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi debet pada neraca saldo disesuaikan begitu juga dengan saldo sisi kredit neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi kredit pada neraca saldo yang disesuaikan.

  2. apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet, sedang penyesuaiannya juga ada disebelah debet, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet. Sebaliknya bila angka di neraca saldo ada disebelah kredit dan penyesuaiannya juga ada di sebelah kredit, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.

  3. apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet dan penyesuaiannya ada disebelah kredit dan ternyata angka di neraca saldo sebelah debet tadi lebih besar maka hitung selisihnya dan tulis selisih tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet, sedang jika angka penyesuaiannya (kredit) lebih besar maka selisihnya tulis di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.

  4. apabila angka hanya terdapat dalam penyesuaian saja, maka pindahkan langsung ke kolom neraca saldo disesuaikan, jika di kolom penyesuaian ada di sebelah debet pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah debet dan jika di kolom penyesuaian ada disebelah kredit pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.

  5. Setelah semua perkiraan telah dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, maka jumlahkan kolom neraca saldo disesuaikan tersebut baik debet maupun kredit dan periksa keseimbangannya.

  1. Setelah kolom neraca saldo disesuaikan terisi semua dan jumlahnya seimbang, maka isi kolom Rugi/Laba dan kolom Neraca. Caranya adalah sebagai berikut :

  1. Perkiraan nominal yaitu semua perkiraan beban dan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba, perkiraan beban pindahkan ke kolom Rugi/Laba setelah debet dan perkiraan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba sebelah kredit.

  2. Perkiraan riil yaitu perkiraan aktiva, hutang, dan modal termasuk prive, pindahkan ke kolom Neraca, yang termasuk kelompok perkiraan aktiva pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet sedangkan yang termasuk kelompok Hutang dan Modal pindahkan ke kolom Neraca sebelah kredit, sedang untuk perkiraan prive pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet.

  3. Setelah semua perkiraan nominal telah dipindahkan ke kolom Rugi/Laba, maka jumlahkan baik itu debet maupun kredit. Jika jumlah kredit lebih besar dari pada jumlah debet, maka selisihnya merupakan sisa laba dan di tulis pada sisi debet agar jumlahnya menjadi seimbang. Dan jika jumlah debet lebih besar dari pada kredit maka selisihnya merupakan sisa Rugi dan tulis pada sisi kredit agar jumlahnya menjadi seimbang.

  4. Apabila dari kolom Rugi/ Laba terdapat sisa Laba (Kredit>Debet) berarti sisa laba tersebut menambah modal, karena modal itu kalau bertambah ada disebelah kredit, maka sisa laba tersebut dipindahklan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya jika kolom Rugi/Laba terdapat sisa rugi (Debet>Kredit) berarti sisa rugi pindahkan ke kolom neraca sebelah debet.

  5. Dan yang terakhir setelah sisa Laba atau sisa Rugi dipindahkan ke Neraca, maka jumlahkan kolom Neraca tersebut baik debet maupun kredit dan jumlah tersebut haruslah seimbang.


Menyusun Laporan Keuangan dari Neraca Lajur

Laporan laba rugi biasanya disiapkan langsung dari neraca lajur. Pada laporan laba rugi, beban umumnya disajikan menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang terkecil. Laporan ekuitas pemilik disiapkan dengan mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik, menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba bersih selama periode bersangkutan, dan mengurangkan penarikan oleh pemilik. Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai modal tidak selalu merupakan saldo akun pada awal periode akuntansi. Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva tambahan pada bisnisnya dalam periode tersebut. Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan investasi, kita perlu mengacu ke perkiraan modal.

Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar dan aktiva tetap. Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva lancar. Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai aktiva tetap atau aktiva pabrik. Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya dilaporkan pada neraca.

Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar disebut kewajiban lancar. Kewajiban yang tidak akan jatuh dalam waktu lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban jangka panjang.

Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi kewajiban dan ditambahkan dengan total kewajiban. Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama dengan total aktiva.


      1. Membuat ayat jurnal penyesuaian dari neraca lajur.

Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat pada kolom penyesuaian dari neraca lajur.

Perkiraan-perkiraan yang biasanya perlu disesuaikan pada akhir periode, antara lain :

        1. Perlengkapan (supplies), yaitu membandingkan perlengkapan yang terdapat pada neraca saldo dan yang masih tersedia (persediaan) pada akhir periode akuntansi, maka akan diketahui berapa besar pemakaian atau yang telah menjadi beban perlengkapan.

        2. Beban di bayar dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum merupakan kewajiban dan harus dibebankan untuk periode yang akan datang (pos transitoris aktif).

        3. Pendapatan diterima dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum merupakan hak (pendapatan) periode sekarang yang akan datang (pos transitoris aktif).

        4. Piutang penghasilan/Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang telah menjadi hak tetapi belum diterima (pos antisipasi aktif).

        5. Hutang beban, yaitu beban-beban yang sebenarnya telah menjadi hak tetapi belum dibayar (pos antisipasi pasif).

        6. Kerugian piutang, yaitu taksiran kerugian piutang karena adanya piutang yang tak tertagih.

        7. Penyusutan Aktiva Tetap, yaitu penyusutan dari aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.


      1. Membuat ayat jurnal penutup dari neraca lajur.

Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup akun-akun sementara adalah :

  1. Mendebet setiap akun pendapatan atas jumlah yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit ikhtisar Laba Rugi atas seluruh pendapatan tersebut.

  2. Mendebet ikhtisar Laba Rugi atas total beban dan mengkredit masing-masing akun beban atas jumlah yang terdapat pada saldonya.

  3. Mendebet ikhtisar Laba Rugi atas jumlah yang terdapat pada saldonya (laba bersih), dan mengkredit akun modal atas jumlah yang sama. (Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat kerugian bersih).

  4. Mendebet akun modal atas saldo akun penarikan dan mengkredit akun penarikan atas jumlah yang sama.


Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar, saldo akun modal akan sama dengan seluruh jumlah yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan neraca. Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan akan mempunyai saldo nol.

Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyiapkan neraca saldo setelah penutupan untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya.



REFERENSI :

Horngren, Charles.T. and Walter T. Harrison.Jr (1997), Akuntansi di Indonesia. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Sunyanto. Drs (1999). Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Essa Group, Jakarta.

Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing dan Akuntansi, Yogyakarta.

Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S, Reeve.James M and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth Edition, Erlangga, Jakarta.


Ingat..!!! Waktu akan terus berjalan.