Inisiasi II
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi bergerak melalui suatu aktivitas keuangan yang biasanya selama 1 (satu) tahun, akuntan mencatat segala aktivitas operasi atau transaksi yang terjadi pada usaha tersebut. Kemudian akuntan menyiapkan akun-akun untuk mencatat aktivitas operasi pada siklus berikutnya.
Langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi diperlihatkan sebagai berikut :
Transaksi dicatat pada buku jurnal
Transaksi diposkan ke buku besar
Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian dikumpulkan dan neraca lajur diselesaikan.
Laporan Keuangan disiapkan
Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar
Ayat jurnal penutup dibukukan dan diposkan ke buku besar
Neraca saldo setelah penutupan disiapkan.
Pencatatan Transaksi
Setiap transaksi dapat dicatat dengan melalui persamaan akuntansi dasar yaitu Aktiva = Utang + Ekuitas dan transaksi perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas berikut ini adalah contoh transaksi dan pencatatannya ke dalam jurnal.
Contoh :
Pak Edwin mendirikan perusahaan jasa fotocopy, pada tanggal 1 Januari 2004 Pak Edwin menyetor uang tunai sebesar Rp. 20.000.000,- kemudian dibeli peralatan fotocopy berupa mesin foto copy sebesar Rp. 10.000.000,- dan perlengkapannya seharga Rp. 5.000.000,-
Pencatatan Jurnal :
1 Jan 2004 Kas Rp. 20.000.000
Perlengkapan Foto copy Rp. 5.000.000
Mesin Foto Copy Rp. 10.000.000
Modal Pak Edwin Rp. 35.000.000
Proses Posting
Setelah transaksi dicatat dalam buku jurnal, proses selanjutnya adalah posting ke buku besar. Langkah-langkah yang harus dilakukan :
Mencatat tanggal transaksi
Menuliskan keterangan singkat mengenai transaksi
Mencatat jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debet dan kredit.
Buku besar merupakan kumpulan perkiraan-perkiraan, sedangkan bentuk perkiraan yang biasa digunakan oleh perusahaan terdiri dari 4 jenis, yaitu :
Bentuk T
Bentuk 2 (dua) kolom
Bentuk 3 (tiga) kolom / Bentuk saldo tunggal
Bentuk 4 (empat) kolom / Bentuk saldo rangkap
Contoh berikut adalah dengan menggunakan bentuk 4 (empat) kolom:
KAS
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo | |
Debet | Kredit | ||||
1 Jan 2003 | Setoran Modal | 20.000.000 | - | 20.000.000 | - |
PERLENGKAPAN
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo | |
Debet | Kredit | ||||
1 Jan 2003 | Investasi Pemilik | 5.000.000 | - | 5.000.000 | - |
MESIN FOTO COPY
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo | |
Debet | Kredit | ||||
1 Jan 2003 | Investasi Pemilik | 10.000.000 | - | 10.000.000 | - |
MODAL EDWIN
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo | |
Debet | Kredit | ||||
1 Jan 2003 | Investasi | - | 35.000.000 | - | 35.000.000 |
Menyusun Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar saldo-saldo yang diambil dari masing-masing perkiraan pada buku besar untuk memeriksa kebenaran atau keseimbangan antara jurnal saldo debet dan saldo kredit dari masing-masing perkiraan.
Langkah-langkah menyusun neraca saldo antara lain :
Buatlah kolom neraca saldo yang terdiri dari 4 (empat) kolom. Tulis judul neraca saldo tersebut dengan nama perusahaan dan periode penyusunan neraca saldo tersebut.
USAHA FOTO COPY EDWIN
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2003
No | Nama Perkiraan | Debet | Kredit |
|
|
|
|
Tulislah nama-nama perkiraan sesuai dengan nomor kode perkiraan (bila ada) masing-masing mulai dari Harta, Utang, Modal, Pendapatan sampai pada beban, dan setelah itu pindahkan angka-angka saldonya dari setiap perkiraan buku besar ke kolom debet atau kredit dalam neraca saldo.
Jumlah kolom debet dan kredit dari neraca saldo tersebut harus seimbang.
Menyusun Neraca Lajur
Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja (working paper) yang digunakan akuntan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan laporan keuangan pada akhir peiode akuntansi. Fungsi dari penyusunan neraca lajur adalah sebagai:
alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan
alat pengawasan bila terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada jurnal penyesuaian
alat untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang telah dilakukan
Ada beberapa bentuk Neraca Lajur, namun yang sering digunakan adalah bentuk 10 kolom yaitu sebagai berikut :
No Akun | Nama Perkiraan | Neraca Saldo | Ayat Jurnal Penyesuaian | Neraca Saldo disesuaikan | Rugi / Laba | Neraca | |||||
D | K | D | K | D | K | D | K | D | K | ||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cara penyusunan Neraca Lajur :
Buatlah neraca lajur dengan bentuk 10 kolom (seperti contoh diatas), lalu dituliskan judul laporan yang terdiri dari :
Nama Perusahaan
Kata “Neraca Lajur”
Periode penyusunan
Memindahkan perkiraan-perkiraan buku besar sesuai dengan nomor perkiraan berikut saldonya pada kolom “Neraca Saldo” dan perhatikan keseimbangan antara sisi Debet dan Kredit.
Buatlah ayat jurnal penyesuaian dan pindahkan ke dalam kolom penyesuaian atau AJP pada sisi Debet dan sisi Kredit.
Setelah kolom penyesuaian terisi semua, maka kemudian diisi kolom “Neraca Saldo Disesuaikan” dengan cara sebagai berikut :
Perkiraan/akun yang tidak ada penyesuaiannya, maka saldo sisi debet pada neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi debet pada neraca saldo disesuaikan begitu juga dengan saldo sisi kredit neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi kredit pada neraca saldo yang disesuaikan.
apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet, sedang penyesuaiannya juga ada disebelah debet, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet. Sebaliknya bila angka di neraca saldo ada disebelah kredit dan penyesuaiannya juga ada di sebelah kredit, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.
apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet dan penyesuaiannya ada disebelah kredit dan ternyata angka di neraca saldo sebelah debet tadi lebih besar maka hitung selisihnya dan tulis selisih tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet, sedang jika angka penyesuaiannya (kredit) lebih besar maka selisihnya tulis di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.
apabila angka hanya terdapat dalam penyesuaian saja, maka pindahkan langsung ke kolom neraca saldo disesuaikan, jika di kolom penyesuaian ada di sebelah debet pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah debet dan jika di kolom penyesuaian ada disebelah kredit pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.
Setelah semua perkiraan telah dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, maka jumlahkan kolom neraca saldo disesuaikan tersebut baik debet maupun kredit dan periksa keseimbangannya.
Setelah kolom neraca saldo disesuaikan terisi semua dan jumlahnya seimbang, maka isi kolom Rugi/Laba dan kolom Neraca. Caranya adalah sebagai berikut :
Perkiraan nominal yaitu semua perkiraan beban dan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba, perkiraan beban pindahkan ke kolom Rugi/Laba setelah debet dan perkiraan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba sebelah kredit.
Perkiraan riil yaitu perkiraan aktiva, hutang, dan modal termasuk prive, pindahkan ke kolom Neraca, yang termasuk kelompok perkiraan aktiva pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet sedangkan yang termasuk kelompok Hutang dan Modal pindahkan ke kolom Neraca sebelah kredit, sedang untuk perkiraan prive pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet.
Setelah semua perkiraan nominal telah dipindahkan ke kolom Rugi/Laba, maka jumlahkan baik itu debet maupun kredit. Jika jumlah kredit lebih besar dari pada jumlah debet, maka selisihnya merupakan sisa laba dan di tulis pada sisi debet agar jumlahnya menjadi seimbang. Dan jika jumlah debet lebih besar dari pada kredit maka selisihnya merupakan sisa Rugi dan tulis pada sisi kredit agar jumlahnya menjadi seimbang.
Apabila dari kolom Rugi/ Laba terdapat sisa Laba (Kredit>Debet) berarti sisa laba tersebut menambah modal, karena modal itu kalau bertambah ada disebelah kredit, maka sisa laba tersebut dipindahklan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya jika kolom Rugi/Laba terdapat sisa rugi (Debet>Kredit) berarti sisa rugi pindahkan ke kolom neraca sebelah debet.
Dan yang terakhir setelah sisa Laba atau sisa Rugi dipindahkan ke Neraca, maka jumlahkan kolom Neraca tersebut baik debet maupun kredit dan jumlah tersebut haruslah seimbang.
Menyusun Laporan Keuangan dari Neraca Lajur
Laporan laba rugi biasanya disiapkan langsung dari neraca lajur. Pada laporan laba rugi, beban umumnya disajikan menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang terkecil. Laporan ekuitas pemilik disiapkan dengan mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik, menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba bersih selama periode bersangkutan, dan mengurangkan penarikan oleh pemilik. Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai modal tidak selalu merupakan saldo akun pada awal periode akuntansi. Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva tambahan pada bisnisnya dalam periode tersebut. Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan investasi, kita perlu mengacu ke perkiraan modal.
Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar dan aktiva tetap. Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva lancar. Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai aktiva tetap atau aktiva pabrik. Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya dilaporkan pada neraca.
Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar disebut kewajiban lancar. Kewajiban yang tidak akan jatuh dalam waktu lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban jangka panjang.
Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi kewajiban dan ditambahkan dengan total kewajiban. Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama dengan total aktiva.
Membuat ayat jurnal penyesuaian dari neraca lajur.
Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat pada kolom penyesuaian dari neraca lajur.
Perkiraan-perkiraan yang biasanya perlu disesuaikan pada akhir periode, antara lain :
Perlengkapan (supplies), yaitu membandingkan perlengkapan yang terdapat pada neraca saldo dan yang masih tersedia (persediaan) pada akhir periode akuntansi, maka akan diketahui berapa besar pemakaian atau yang telah menjadi beban perlengkapan.
Beban di bayar dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum merupakan kewajiban dan harus dibebankan untuk periode yang akan datang (pos transitoris aktif).
Pendapatan diterima dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum merupakan hak (pendapatan) periode sekarang yang akan datang (pos transitoris aktif).
Piutang penghasilan/Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang telah menjadi hak tetapi belum diterima (pos antisipasi aktif).
Hutang beban, yaitu beban-beban yang sebenarnya telah menjadi hak tetapi belum dibayar (pos antisipasi pasif).
Kerugian piutang, yaitu taksiran kerugian piutang karena adanya piutang yang tak tertagih.
Penyusutan Aktiva Tetap, yaitu penyusutan dari aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
Membuat ayat jurnal penutup dari neraca lajur.
Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup akun-akun sementara adalah :
Mendebet setiap akun pendapatan atas jumlah yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit ikhtisar Laba Rugi atas seluruh pendapatan tersebut.
Mendebet ikhtisar Laba Rugi atas total beban dan mengkredit masing-masing akun beban atas jumlah yang terdapat pada saldonya.
Mendebet ikhtisar Laba Rugi atas jumlah yang terdapat pada saldonya (laba bersih), dan mengkredit akun modal atas jumlah yang sama. (Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat kerugian bersih).
Mendebet akun modal atas saldo akun penarikan dan mengkredit akun penarikan atas jumlah yang sama.
Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar, saldo akun modal akan sama dengan seluruh jumlah yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan neraca. Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan akan mempunyai saldo nol.
Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyiapkan neraca saldo setelah penutupan untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya.
REFERENSI :
Horngren, Charles.T. and Walter T. Harrison.Jr (1997), Akuntansi di Indonesia. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Sunyanto. Drs (1999). Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Essa Group, Jakarta.
Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing dan Akuntansi, Yogyakarta.
Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S, Reeve.James M and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth Edition, Erlangga, Jakarta.
cool...simpel dan gampang dipahamin.. tks atas infonya.. next tambahin lagi info tentang akuntansi perusahaan ya.. terutam penggunaan sistem myob..Ku butuh banget soalnya.. ats bantuannya Q ucap makasih buanget.
BalasHapus