Desember 18, 2008

Partisipasi Anggota

Partisipasi Anggota

Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan  atau menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu. Partisipasi anggota dalam koperasi berarti mengikutsertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan operasional dan pencapaian tujuan bersama.  Partisipasi, bukan hanya bagian penting, tetapi merupakan sesuatu yang sangat vital dalam pembangunan koperasi.  Partisipasi tidak dapat diasumsikan sebagai suatu yang given atau sesuatu yang demikian saja terjadi secara otomatis dalam keberadaan suatu koperasi.

 

Terdapat banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang rendah, namun beberapa diantaranya tetap dapat memberikan manfaat yang memuaskan bagi para anggotanya.  Akan tetapi tanpa partisipasi anggota, kemungkinan akan rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi.

 

Dalam koperasi, semua program manajemen harus memperoleh dukungan dari anggota.  Untuk keperluan itu pihak manajemen memerlukan berbagai informasi yang berasal dari anggota, khususnya informasi tentang kebutuhan dan kepentingan anggota.  Manajemen koperasi tidak dapat diasumsikan memiliki informasi yang diperlukan setiap saat.  Sebaliknya, informasi harus dicari.  Mekanisme untuk menemukan informasi yang dibutuhkan untuk meyesuaikan pelayanan yang akan diberikan oleh koperasi bagi kepentingan/kebutuhan anggotanya merupakan proses partisipasi juga. Mengenai pentingnya partisipasi dalam kehidupan koperasi ditegaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang pemilik dan pelanggannya adalah sama, yaitu para anggota  dan ini merupakan prinsip identitas koperasi yang sering digambarkan dalam lambang segi tiga (Tri–angel Identity of Cooperative).

Jadi pelanggan = pemilik = anggota, dimana ketiga pihak tersebut orangnya adalah sama.

 

Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.  Pertama adalah adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi), dan yang kedua adanya perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban.  Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan oleh koperasi.  Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar daripada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat.  Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.  Partisipasi pada koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan proses kegiatan perusahaan nonkoperasi dalam memperoleh informasi.  Jika suatu perusahaan nonkoperasi menjual suatu pelayanan/jasa dalam suatu pasar bebas, akan memperoleh umpan balik dari para pelanggannya agar dapat bersaing dengan berhasil.  Feed back atau umpan balik tersebut terutama terdiri atas informasi tentang jumlah (kuntitas) dan kualitas produk yang dijual.

 

Bila pelanggan tidak puas, mereka akan membeli sedikit dan dengan bertindak demikian pelanggan memberi informasi yang berharga bagi perusahaan dalam meningkatkan mutu pelayanannya.  Para pelanggan bahkan dapat memberikan informasi langsung seperti keluhan dan saran yang berharga bagi peningkatan mutu pelayanan. 

Dalam koperasi, intensitas partisipasi dapat jauh lebih banyak karena kenyataannya anggota bukan hanya sebagai pelanggan tetapi juga sebagai pemilik koperasi.  Para anggota dapat mempengaruhi dan mengendalikan manajemen tidak hanya dengan memberikan saran dan kritik terhadap pelayanan yang diberikan tetapi juga dapat memberhentikan pihak manajemen dari fungsi yang didudukinya bila diperlukan.  Hal tersebut dapat diringkas dalam gambar 1 berikut ini.


Gambar 1. arti partisipasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat..!!! Waktu akan terus berjalan.