Persoalan-persoalan dalam pembagunan
Oleh: Ake Wihadanto,SE.,MT. (ake@mail.ut.ac.id)
Mengapa terjadi perbedaan antar daerah/antarwilayah. Disisi lain ada daerah yang maju dan daerah berkembang, namun disisi lain kita juga dapat menemukan daerah yang terbelakang dan miskin. Kondisi tersebut tentunya memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam proses pembangunan ekonomi yang terjadi disetiap daerah/wailayah sangat tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya alam, sumber daya manusia (tenaga kerja), akumulasi modal, serta tenaga manajerial yang mengorganisasi dan mengatur proses produksi.
Semua faktor di atas biasanya disebut faktor-faktor produksi. Di samping itu, faktor ekonomi lain yang berpengaruh dapat berupa kemajuan teknologi, spesialisasi dan pembagian kerja dan lain sebagainya berperan dalam mendukung faktor-faktor produksi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembangunan
Faktor ekonomi yang penting yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara (daerah atau wilayah) adalah sebagai berikut:
1. Sumber Daya Alam
Yang dimaksud sumber daya alam atau tanah sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi meliputi luas dan kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan dan sebagainya yang ada di permukaan tanah maupun yang terkandung di dalamnya.
Bagaimana peranan sumber daya alam dalam pembangunan ekonomi suatu negara? Ada anggapan bahwa kemajuan suatu perekonomian atau adanya kesempatan untuk melakukan pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam di negara tersebut. Tanpa adanya sumber daya alam akan sulit bagi suatu negara untuk mencapai perkembangan dan kemajuan ekonomi dengan cepat dan mantap. Sebagaimana dinyatakan oleh Lewis, “Dengan hal-hal lain sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya”.
Namun demikian Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tetap dapat terjadi meskipun suatu negara kekurangan sumber daya alam. Sebagaimana yang dikemukakan Lewis, “suatu negara yang dianggap miskin sumber daya alam saat ini mungkin dapat dianggap kaya di kemudian hari, tidak saja karena ditemukannya sumber-sumber yang tersembunyi, tetapi juga karena penggunaan sumber yang telah diketahui dengan cara baru” è kondisi tersebut dapat terjadi seiring dengan perkembangan SDM dan teknologi yang dicapai oleh suatu negara. Misalnya Jepang, meskipun kekurangan sumber daya alam, namun negara tersebut telah menemukan berbagai penemuan baru sehingga menjadi salah satu negara yang paling maju di dunia.
Dengan demikian, perbedaan antara negara maju dengan negara yang berpendapatan rendah bukan lagi ditentukan oleh ketersediaan sumber daya alam, tetapi terletak pada penggunaan sumber-sumber yang ada. Tidak tersedianya sumber daya alam dapat diatasi oleh negara-negara maju dengan kreativitas dan inovasi dan teknologi. Lewis mengemukakan bahwa nilai suatu sumber daya alam tergantung pada kegunaan dan pemanfaatannya. Pemanfaatan sumber daya alam berubah sepanjang waktu karena adanya perubahan selera, perubahan teknologi, dan penemuan baru.
2. Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kerja
Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Perkembangan penduduk yang cepat secara langsung akan meningkatkan jumlah angkatan kerja yang secara tradisional dianggap positif dalam rangka merangsang pertumbuhan ekonomi.
Tambahan penduduk akan menambah potensi masyarakat dalam menghasilkan barang dan jasa sekaligus sebagai sumber permintaan baru. Profesor A. Hansen yang mengemukakan teori stagnasi reguler (reguler stagnation) menyatakan bahwa bertambahnya jumlah penduduk akan menciptakan atau menambah permintaan agregat terutama investasi. Sedangkan, pengikut Keynes tidak hanya melihat tambahan jumlah penduduk sekadar sebagai tambahan penduduk saja, tetapi lebih melihat adanya kenaikan daya beli (purchasing power). Di samping itu, para pengikut Keynes menganggap adanya kemajuan, meningkatnya produktivitas tenaga kerja, dan permintaan tenaga kerja akan selalu mengiringi kenaikan jumlah penduduk.
Dalam kondisi ekonomi dunia yang makin kompetitif sekarang ini, sumber daya manusia atau tenaga kerja yang berkualitas tinggi sangat diperlukan. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang berkemampuan (human skill) mutlak diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi nasional.
3. Akumulasi Modal
Modal atau permodalan merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat dihasilkan atau direproduksi. Jika stok modal meningkat dalam jangka waktu tertentu dikatakan terjadinya akumulasi modal atau pembentukan modal. Faktor modal dan akumulasi modal inilah yang masih menjadi kendala di negara-negara berkembang.
Dalam hubungan ini, Prof. Nurkse mengemukakan bahwa makna pembentukan modal adalah bila masyarakat tidak menghabiskan seluruh pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi, tetapi menyisakan sebagian untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin, fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya. Dalam pengertian ini pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional, dan pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama menuju pembangunan ekonomi.
Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling berkaitan, yaitu pertama, adanya tabungan nyata dan kenaikannya. Kedua, adanya lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki. Dan ketiga, mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.
Pembentukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi. Di satu pihak dapat mencerminkan permintaan efektif, sedangkan di lain pihak akan menciptakan efisiensi produktif bagi produksi masa depan. Pembentukan modal mempunyai arti penting khusus bagi negara berkembang. Pembentukan modal menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Pembentukan modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk di negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga kesempatan kerja. Selain itu, pembentukan modal juga membawa ke arah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya membawa ke arah spesialisasi dan penghematan produksi pada skala yang lebih luas.
4. Tenaga Manajerial
Organisasi produksi merupakan bagian penting dalam proses pembangunan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor-faktor produksi dalam berbagai kegiatan perekonomian dan pembangunan. Organisasi bersifat melengkapi atau komplementer dengan tenaga kerja dan modal serta meningkatkan produktivitasnya. Organisasi diatur dan dilaksanakan oleh tenaga manajerial dalam berbagai kegiatan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi modern, para wiraswastawan (entrepreneur) tampil sebagai organisator (manajerial) dan pengambil risiko (untung atau rugi) dalam menggerakkan berbagai sumber produksi dengan memperkenalkan dan mengembangkan penemuan baru yang dikenal dengan inovasi.
Seperti dikemukakan oleh Schumpeter, inovasi adalah menurunnya biaya dan meningkatnya permintaan. Inovasi yang berupa turunnya biaya termasuk memperkenalkan metode baru, menggunakan sumber-sumber bahan mentah baru, dan pemakaian bentuk organisasi produksi yang baik. Sedangkan yang berupa peningkatan permintaan meliputi memperkenalkan barang-barang baru dengan kualitas yang lebih baik dan pembukaan pasar-pasar baru. Inovasi ini dapat menekan biaya transportasi dan memungkinkan adanya kombinasi baru dari sumber-sumber produksi dan terbukanya pasar-pasar baru
Di negara-negara berkembang wiraswastawan memiliki banyak fungsi, seperti inovasi teknik, promosi, mencari modal, menanggung risiko, dan memimpin perusahaan. Jadi tugas utamanya adalah menyesuaikan tingkat teknologi dari negara-negara maju ke kondisi yang ada di negaranya. Berdasarkan uraian di atas pihak wiraswastawan merupakan pihak yang tak dapat diabaikan begitu saja fungsinya sebagai penentu keberhasilan proses alih teknologi dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.
4. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi dianggap sebagai sumber yang paling penting dan menentukan dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Teknologi adalah bagaimana faktor produksi dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan-tujuan produksi. Sedangkan perubahan teknologi adalah perubahan pada fungsi produksi dalam suatu kegiatan tertentu yang dapat menambah output dengan input tertentu.
Teknologi menurut Schumpeter dapat berbentuk lima hal, yaitu:
a) mengenalkan barang-barang baru atau barang berkualitas baru yang belum dikenal konsumen;
b) mengenalkan suatu metode produksi baru;
c) pembukaan pasar baru untuk produsen;
d) penemuan sumber-sumber ekonomi baru; dan
e) menjalankan organisasi baru dalam industri.
Kuznets mengemukakan lima pola penting kemajuan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi modern. Kelima pola tersebut adalah penemuan ilmiah yang menghasilkan penyempurnaan teknik, invensi, inovasi, penyempurnaan, dan penyebarluasan penemuan baru tersebut dalam masyarakat. Selanjutnya dikemukakan bahwa inovasi meliputi dua hal, yatu pertama, terjadinya penurunan biaya, tetapi kualitas produk tetap. Dan kedua, berlansungnya pembaharuan yang menciptakan produk baru dan permintaan baru terhadap produk tersebut.
5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas. Keduanya menuju ke arah skala produksi yang besar yang selanjutnya membantu perkembangan dan kemajuan produksi dan industri serta pertumbuhan ekonomi.
Adam Smith menekankan pentingnya pembagian kerja bagi kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan kemampuan produksi tenaga kerja. Tenaga kerja menjadi lebih efisien dibanding sebelumnya, menghemat waktu dan mampu menghasilkan penemuan baru, seperti mesin-mesin baru dan berbagai proses baru dalam produksi.
Faktor nonekonomi dan faktor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan ekonomi. Faktor nonekonomi, seperti organisasi sosial budaya, politik dan pemerintahan, perbedaan iklim, dan sebagainya dapat mempengaruhi faktor ekonomi. Oleh karenanya faktor nonekonomi memiliki arti penting dalam menentukan seberapa jauh kemajuan ekonomi yang dapat dicapai. Menurut Nurkse, “pembangunan berkaitan dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang historis”.
Faktor nonekonomi pokok akan dibicarakan di bawah ini.
1. Faktor Sosial dan Budaya
Faktor sosial dan budaya dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Faktor sosial dan budaya antara lain sikap, tingkah laku, pandangan masyarakat, motivasi kerja, kelembagaan masyarakat, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan itu. Sebagai ilustrasi, pendidikan dan kebudayaan barat membawa pemikiran dan pandangan ke arah penalaran (reasoning), sikap skeptisisme, serta semangat menghasilkan penemuan baru dan pembaharuan, yang kesemuanya dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan dan nilai-nilai sosial.
Di negara-negara berkembang ada kalanya sikap dan tradisi sosial budaya tidak menunjang kemajuan dan perkembangan ekonomi. Mereka kebanyakan dipengaruhi oleh adat kebiasaan dan lebih menghargai waktu senggang, kesenangan, dan keikutsertaan pada pesta-pesta dan upacara keagamaan. Uang dihabiskan pada usaha-usaha yang bersifat nonekonomi. Pandangan budaya semacam ini menghalangi kemajuan dan menyebabkan lembaga sosial dan politik berada pada posisi terbelakang.
2. Faktor Politik dan Administrasi Pemerintahan
Faktor politik dan administrasi juga membantu pertumbuhan ekonomi modern. Menurut Prof. Lewis, “tindakan pemerintah memainkan peranan penting dalam merangsang dan mendorong kegiatan ekonomi”. Politik yang tidak stabil, baik di negara maju maupun di negara berkembang adalah faktor penghambat kelancaran pembangunan dan kemajuan ekonomi. Perdamaian, keamanan, dan kestabilan telah mendorong perkembangan kewiraswastaan di negara maju, di samping kebijaksanaan fiskal dan moneter yang diterapkan secara tepat oleh pemerintah.
Bagi negara-negara berkembang situasi politik yang tidak stabil merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup amat penting bagi pembangunan ekonomi.
Dengan demikian kebijakan dan tindakan pemerintah yang tepat memainkan peranan yang penting dalam merangsang atau mendorong kemajuan ekonomi. Stabilitas pemerintahan, ekonomi moneter, kemajuan teknologi, mobilitas faktor dan pasar yang luas akan merangsang usaha dan inisiatif kegiatan produktif, khususnya mendorong berkembangnya kewiraswastaan yang sangat besar peranannya bagi pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
3. Faktor Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peningkatan GNP per kapita berkaitan erat dengan pengembangan faktor manusia sebagaimana terlihat dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas. Inilah yang oleh ahli ekonomi modern disebut pembentukan modal insani, yaitu proses peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seluruh penduduk negara yang bersangkutan.
Jumlah penduduk yang meningkat pesat merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi negara-negara berkembang. Dengan pendapatan per kapita dan pembentukan modal yang rendah maka sulit bagi negara berkembang untuk menopang ledakan penduduknya. Walaupun output meningkat sebagai hasil teknologi yang lebih baik dan pembentukan modal, namun peningkatan ini ditelan oleh kenaikan jumlah penduduk. Pada akhirnya, tidak ada perbaikan dalam laju pertumbuhan nyata perekonomian.
4. Susunan dan Tertib Hukum
Susunan dan tertib hukum serta pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang keliru sering kali menghambat kemajuan ekonomi di negara-negara berkembang. Kondisi ini tentu saja tidak mendukung kegairahan usaha dan kegiatan ekonomi dalam masyarakat sehingga tidak mendukung terlaksananya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, hukum harus dilaksanakan secara tertib dan konsekuen yang ditujukan untuk menunjang pembangunan, yang meliputi hal-hal berikut ini.
a) Hukum harus diterapkan secara objektif, jujur serta adil terhadap semua orang tanpa kecuali.
b) Hukum harus melindungi hak milik seseorang atau masyarakat, tidak ada perampasan hak milik secara sewenang-wenang.
c) Hukum-hukum ciptaan kolonial perlu ditinjau kembali apakah masih sesuai atau tidak dengan kondisi saat ini.
d) Monopoli dan oligopoli harus diatur dan dikendalikan berdasarkan hukum yang tegas.
e) Hak cipta dan hak paten harus dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang tegas dan tertib
f) Pengetahuan dan kesadaran hukum masyarakat perlu ditingkatkan dengan jalan mengadakan bimbingan dan penyuluhan hukum.
5. Perbedaan Iklim
Adalah suatu kenyataan bahwa hampir semua negara maju berada di daerah beriklim sedang. Sedangkan hampir semua negara berkembang terletak di daerah beriklim tropis dan subtropis. Jadi faktor iklim dapat menimbulkan kesulitan tertentu baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Faktor iklim yang jelas mempengaruhi secara langsung kepada kondisi produksi pada umumnya adalah cuaca/iklim yang sangat panas dan kelembaban di sebagian besar negara-negara miskin, yang menyebabkan mutu tanah bertambah jelek dan depresiasi benda-benda alam yang cepat. Keadaan ini dapat menyebabkan rendahnya produktivitas hasil pertanian tertentu, lambatnya pertumbuhan regenerasi hutan dan terganggunya kesehatan binatang.
---------- Selamat belajar – Semoga Anda Sukses ----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar